YUK CEGAH KANKER LAMBUNG DENGAN POLA HIDUP SEHAT

YUK CEGAH KANKER LAMBUNG DENGAN POLA HIDUP SEHAT

Penulis : Wanda Pebriana

Sumber gambar: Yayasan Gastrointestinal Indonesia

Kanker lambung merupakan kanker genetik heterogen yang disebabkan oleh multifaktorial faktor yang melibatkan faktor lingkungan, riwayat medis tertentu dan genetik. Dinding lambung terdiri dari 5 lapisan jaringan. Dari lapisan terdalam sampai lapisan terluar, yakni mukosa, submukosa, otot, subserosa (jaringan ikat), dan serosa. Kanker lambung dimulai dari lapisan mukosa dan menyebar melalui lapisan luar saat mengalami metastasis.1

Berdasarkan data dari  International Agency for Research on Cancer, kanker lambung menyumbang 26% dari beban kejadian kanker global dan 35% dari semua kematian terkait kanker. Pada tahun 2018, diperkirakan ada 4,8 juta kasus baru dan 3,4 juta kematian di seluruh dunia.5 

Adapun faktor risiko yang meningkatkan terjadinya kanker lambung, yakni 3

1. Memiliki salah satu dari kondisi medis berikut:

  1. Infeksi H. pylori. 
  2. Gastritis kronis (radang lambung).
  3. Anemia pernisiosa.
  4. Metaplasia usus (suatu kondisi di mana lapisan perut yang normal diganti dengan sel-sel abnormal yang melapisi usus).
  5. Polip lambung.
  6. Infeksi virus Epstein-Barr.
  7. Sindrom familial (termasuk poliposis adenomatosa familial).

2.  Asupan tinggi garam, dan kurangnya asupan serat.

3. Makan makanan yang belum dimatangkan dengan benar.

4. Merokok.

5. Memiliki ibu, ayah, saudara perempuan, atau saudara laki-laki yang pernah menderita kanker perut.

World Health Organization mengklasifikasikan kanker lambung menjadi 3 jenis, yakni tipe tubular adenocarcinoma, papillary adenocarcinoma, mucinous adenocarcinoma, dan signet ring cell carcinoma. Proses kolonisasi mukosa lambung oleh H. pylori menghasilkan induksi respons peradangan, khususnya pada T-helper 1 (Th1) sehingga terjadi gastritis. Apabila kodisi ini diabaikan, maka gastritis akut dapat berubah menjadi gastritis kronis aktif. Adapun tanda dari respon inflamasi ini, yakni ditemukan sel mononuklear,  sel T-helper 1 (Th1) yang berkaitan dengan respon imun penderita, serta neutrofil. Perjalanan penyakit kanker lambung sangata dipengaruhi oleh faktor gaya hidup, diet, genentik, serta respon imunitas tubuh. Gastritis kronik aktif dapat berubah menjadi atrofi sel yang selanjutnya berubah menjadi intestinal metaplasia, kemudian displasia, dan akhirnya menyebabkan terjadinya kanker lambung.1, 3

 Adapun gejala dari kanker lambung adalah nyeri epigastrium, kembung, atau massa epigastrium teraba, mengalami mual dan muntah karena obstruksi lambung, cepat kenyang karena linitis plastica, disfagia karena keterlibatan kardia, atau tanda dan gejala perdarahan saluran cerna bagian atas karena ulserasi tumor. Gejala kanker lambung pada stadium lebih lanjut adalah seperti anoreksia, penurunan berat badan, penyakit kuning, asites, dan pembesaran hati.4 Penegakkan diagnosis kanker lambung dapat dilakukan dengan memeriksa riwayat kesehatan pada pasien dan pemeriksaan gastroskopi, pemeriksaan maker tumor seperti carcinoembryonic antigen (CEA) dan carbohydrate antigen (CA), biopsi saluran cerna, serta dengan melakukan pemeriksaan Computed Tomography (CT).1

Pada stadium lanjut kanker lambung memiliki prognosis yang buruk, sehingga diperlukan upaya preventif untuk menurunkan kejadian kanker lambung pada masyarakat. Adapun upaya preventif yang bisa dilakukan, yakni dengan menerpakan pola hidup sehat, sebagai berikut1

1. Menghindari rokok dan alkohol

Asap rokok memiliki kandungan senyawa aktif yang bersifat partikular. Kandungan nikotin yang pada rokok dapat mengiduksi motilitas sel, yang selanjutnya mengagnggu epitelial di dalam lambung. Konsumsi alkohol dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan pada dinding lambung pelindung dengan menghambat enzim reseptor COX-1 yang mengurangi produksi cytoprotectiveprostaglandin. 1

2. Modifikasi diet dengan mengurangi asupan garam dan makanan asin

Mengonsumsi makanan dengan kandungan garam yang tinggi dapat menimbulkan kerusakan jaringan sehingga terjadi perubahan viskositas dinding pelindung lendir lambung dan menyebabkan kolonisasi H. pylori. 1

3. Meningkatkan asupan buah-buahan dan sayur

Kandungan antioksidan yang terdapat pada makanan tinggi serat, seperti buah dan sayuran segar dapat menurunkan risiko terjadi kanker lambung. Kandungan folat, karotenoid, asam askorbat, dan tokoferol dianggap bahan aktif yang akan diangkut dari darah ke lumen lambung untuk mencegah kerusakan DNA oksidatif. 1

4. Membatasi konsumsi kopi

Kandungan kafein yang terdapat pada kopi dapat meningkatkan proses terbentuknya asam lambung, sehingga akan meningkatkan produksi gas pada lambung. Hal ini akan meningkatkan terrjadinya gastritis. Gastritis apabila tidak ditangani akan menjadi semakin parah, kondisi ini dapat menimbulkan luka (ulkus) lambung. Luka lambung yang diabaikan dapat menimbulkan komplikasi yang lebih luas dan dapat mengarah pada terjadinya kanker lambung. 2

 Daftar pustaka

  1. Chudri J. 2020. Kanker lambung: kenali penyebab sampai pencegahannya. Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol. 3 No. 3 September 2020.
  2. Ilham, et all. 2019. Hubungan Pola Konsumsi Kopi Terhadap Kejadian Gastritis Pada Mahasiswa Muhammadiyah Pate-Pare. Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan. Vol. 2, No. 3 September 2019.
  3. National Cancer Institute. 2022. Gastric Cancer Treatment (PDQ®)–Patient Version. National Institutes of Health.
  4. Rawla, Barsouk. 2018. Epidemiology of gastric cancer: global trends, risk factors and prevention Termedia Publishing. Published online 2018 Nov 28. doi: 10.5114/pg.2018.80001.
  5. World Health Organization. 2020. Global burden of 5 major types of gastrointestinal cancer. 159(1):335–349.e15;https://doi.org/10.1053/j.gastro.2020.02.068
  6. Ilham, et all. 2019. Hubungan Pola Konsumsi Kopi Terhadap Kejadian Gastritis Pada Mahasiswa Muhammadiyah Pate-Pare. Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan. Vol. 2, No. 3 September 2019