Pentingnya Pengaruh Psikoterapi terhadap Kualitas Hidup Penyandang Leukemia dengan Sindrom Down
Gambar 1. Foto Melissa Riggio, Penyandang Sindrom Down dengan Leukemia
Sumber: www.riggio.net/weblog/
Beberapa orang terlahir dengan kekurang beruntungan yang menyebabkan kerentanan untuk terserang penyakit. Hal ini disebut juga dengan kelainan kongenital. Kelainan kongenital yang banyak dikenal masyarakat adalah salah satunya adalah sindrom down yang disebabkan oleh trisomi (kelebihan satu lokus kromosom dari yang awalnya berjumlah dua) pada kromosom 21.1 Seseorang dengan sindrom down cenderung memiliki kemampuan kognitif yang kurang dibandingkan orang rata-rata sehingga memerlukan perhatian ekstra dan tidak semua orang memiliki kesabaran untuk menghadapi pengidap sindrom down.2 Pemahaman akan pentingnya dukungan psikologis pada pengidap sindrom down dapat menjadi awal yang baik untuk menumbuhkan empati.
Sindrom down sebagai penyakit genetik yang dapat terjadi karena kelainan kromosom memiliki ciri berupa bentuk wajah yang khas dan pengidap juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan pencernaan dan jantung dari derajat ringan hingga berat.3 Kerentanan berbahaya yang banyak terjadi pada pengidap sindrom down meliputi leukemia, terkhusus leukemia myeloid akut yang memiliki tingkat kematian tinggi. Jenis leukemia ini umumnya banyak terjadi pada anak-anak dan akan lebih besar risikonya pada pengidap sindrom down, terlebih bila pengidap berasal dari lingkungan perokok dengan gejala awal berupa demam, hilang nafsu makan, dan keringat berlebihan di malam hari.1
Kerentanan pengidap sindrom down untuk mengalami leukemia myeloid akut dapat dikaitkan dengan kelainan genetik yang terjadi dan mempengaruhi pembentukan sel darah di sumsum tulang.4 Akibat fungsi tubuh yang terganggu, pengidap leukemia dengan sindrom down memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami komorbid. Komorbid yang dimaksud dapat berupa penyakit kronis, seperti katarak, gangguan pendengaran, dan gangguan fungsi tiroid, dibandingkan pengidap leukemia tanpa sindrom down.5
Kepercayaan seseorang terhadap sesuatu dapat mempengaruhi kondisi dari seseorang. Hal inilah yang kemudian dapat dibuktikan pada kualitas hidup pengidap sindrom down dengan komorbid leukemia. Peran psikologis dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.6 Peran psikologis dalam hal ini berkaitan dengan mindfulness, berarti memberikan perhatian yang lebih terhadap apa yang terjadi untuk saat ini tanpa memiliki niat untuk menghakimi. Penanganan psikologis ini dapat meningkatkan keseimbangan emosional dan kondisi seseorang yang baik.7–9
Psikoterapi yang berfokus pada pencapaian keikhlasan seseorang dengan sindrom down terhadap kondisi leukemia yang dialami menurunkan risiko gangguan mental, seperti gangguan depresi, yang juga akan meningkatkan kekebalan pengidap terhadap sensasi sakit atau. Peristiwa ini dalam istilah medis dikenal dengan ambang nyeri.10 Dampaknya adalah adanya peningkatan intensitas rasa sakit atau “penderitaan” yang dapat diterima sebelum menimbulkan emosi negatif atau stres pada seseorang.1,11
Gambar 2. Manfaat Psikoterapi pada Penyandang Sindrom Down dengan Leukemia.
Kondisi sindrom down dengan risiko leukemia yang tinggi merupakan kelainan bersifat bawaan dan semua orang tidak berharap mengalami masalah ini. Oleh sebab itu, pengidap sindrom down dengan leukemia memerlukan kasih sayang, perhatian, dan dukungan yang lebih dari keluarga maupun lingkungan. Dukungan emosional dan psikologis, lewat pemahaman yang lebih baik akan apa yang pengidap sindrom down dengan leukemia rasakan, sudah dapat mendukung kualitas hidup pengidap.
Referensi
1. Hwang Y, Oh J. Factors affecting health-promoting behaviors among nursing students. Int J Environ Res Public Health. 2020;17(17):1–13.
2. Onnivello S, Pulina F, Locatelli C, Marcolin C, Ramacieri G, Antonaros F, et al. Cognitive profiles in children and adolescents with Down syndrome. Sci Rep [Internet]. 2022;12(1):1–14. Available from: https://doi.org/10.1038/s41598-022-05825-4
3. Akhtar F, Bokhari SRA. Down Syndrome. 5-Minute Pediatr Consult 8th Ed [Internet]. 2023 Aug 8 [cited 2023 Nov 6];306–7. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526016/
4. Stefanski KJ, Anixt JS, Goodman P, Bowers K, Leisenring W, Scott Baker K, et al. Long-Term Neurocognitive and Psychosocial Outcomes after Acute Myeloid Leukemia: A Childhood Cancer Survivor Study Report. J Natl Cancer Inst. 2021;113(4):481–95.
5. Goldsby RE, Stratton KL, Raber S, Ablin A, Strong LC, Oeffinger K, et al. Long-term sequelae in survivors of childhood leukemia with Down syndrome: A childhood cancer survivor study report. Cancer. 2018;124(3):617–25.
6. Otto AK, Ketcher D, Reblin M, Terrill AL. Positive Psychology Approaches to Interventions for Cancer Dyads: A Scoping Review. Int J Environ Res Public Health. 2022;19(20).
7. Fan YC, Hsiao FH, Hsieh CC. The effectiveness of compassion-based interventions among cancer patients: A systematic review and meta-analysis. Palliat Support Care. 2023;21(3):534–46.
8. Hunt A, Handorf E, Blau M, Chertock Y, Fang C, Hall MJ, et al. Psychological distress in patients with metastatic cancer enrolling on phase I clinical trials. J Cancer Surviv. 2021;15(3):398–402.
9. El-Jawahri A, Leblanc TW, Kavanaugh A, Webb JA, Jackson VA, Campbell TC, et al. Effectiveness of Integrated Palliative and Oncology Care for Patients with Acute Myeloid Leukemia: A Randomized Clinical Trial. Vol. 7, JAMA Oncology. 2021. p. 238–45.
10. Crawford R, Sully K, Conroy R, Johnson C, Doward L, Bell T, et al. Patient-Centered Insights on Treatment Decision Making and Living with Acute Myeloid Leukemia and Other Hematologic Cancers. Patient [Internet]. 2020;13(1):83–102. Available from: https://doi.org/10.1007/s40271-019-00384-9
11. Rokach A. Health, Illness, and the Psychological Factors Affecting Them. J Psychol Interdiscip Appl [Internet]. 2019;153(1):1–5. Available from: https://doi.org/10.1080/00223980.2018.1548202