Apakah Kanker Diturunkan Secara Genetik?
“Penulis : Felisia”
“Jika saya memiliki anggota keluarga yang didiagnosis kanker, apakah saya juga akan terkena kanker?”
Genetik memang menjadi faktor risiko dari kanker. Namun, hal ini bukan berarti seseorang pasti terkena kanker apabila memiliki riwayat keluarga yang mengalami kanker. Kanker sendiri dapat digolongkan sebagai penyakit genetik karena disebabkan oleh adanya mutasi genetik pada sel. Perubahan genetik dapat diturunkan dari orang tua jika mutasi ditemukan di sel germinal (sel yang berperan dalam reproduksi manusia, yaitu sel yang menghasilkan sperma pada pria dan ovum pada wanita). Selain genetik, kanker juga dapat terjadi akibat perubahan genetik yang dipengaruhi lingkungan, seperti mendapatkan paparan bahan-bahan karsinogenik (sinar UV, rokok, radiasi, dll.) (1).
Pewarisan mutasi genetik yang berkaitan dengan kanker diperkirakan memiliki peran sebesar 5%-10% dari seluruh kanker (1). Pada wanita, kanker payudara merupakan salah satu kanker yang paling sering terjadi. Sebuah penelitian di Inggris pada tahun 2015 pada 103.738 pasien kanker payudara, 15.519 (15%) pasien memiliki satu atau lebih kerabat yang memiliki riwayat kanker payudara. Sebanyak 11,5% pasien memiliki riwayat kanker payudara dari Ibunya, 2,6% dari saudara perempuannya, 0,1% dari anak perempuannya, dan 0,8% dari kombinasi kerabat perempuan lainnya (2). Penelitian secara studi kasus kontrol di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang atau Bekasi menyatakan bahwa ibu yang tidak memiliki riwayat keluarga akan kanker payudara menurunkan risiko kanker payudara sebanyak 6,44 kali dibandingkan dengan ibu yang memiliki riwayat kanker payudara pada keluarga. Risiko kanker payudara akan lebih tinggi lagi jika riwayat kanker terjadi pada saudara seibu tingkat pertama, seperti ibu, kakak, adik, atau anak perempuan (3).
Pada pria, kanker paru-paru merupakan kanker dengan prevalensi yang tertinggi. Secara umum, pasien dengan riwayat kanker paru-paru pada kerabat tingkat pertama (orang tua, kakak laki-laki, kakak perempuan, adik, dan anak) memiliki risiko 1,51 kali lebih tinggi terhadap kanker paru-paru dibandingkan dengan pasien tanpa riwayat keluarga (4). Selain itu, perlu diingat juga bahwa faktor lingkungan keluarga berperan penting dalam hal riwayat kanker. Misalnya pada kanker paru-paru, jika ada anggota keluarga yang merokok, maka kemungkinan anggota keluarga lain juga akan terpapar oleh asap rokok yang merupakan faktor risiko kanker paru-paru juga.
Pada akhirnya, perlu diingat bahwa adanya faktor genetik dari riwayat keluarga terhadap kanker tidak mutlak menyebabkan seseorang terkena kanker. Risiko akan terkena kanker memang ditemukan meningkat, tapi tindakan pencegahan melalui pola hidup sehat dan lingkungan dapat menurunkan risiko ini. Dengan kecanggihan teknologi zaman sekarang, pemeriksaan dan konseling genetik untuk membantu seseorang mengetahui risiko dan melakukan perencanaan akan pola hidup sehat di masa depan dapat dilakukan.
Referensi
- The Genetics of Cancer [Internet]. National Cancer Institute. 2017 [cited 11 May 2022]. Available from: https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/genetics
- Brewer HR, Jones ME, Schoemaker MJ, Ashworth A, Swerdlow AJ. Family history and risk of breast cancer: an analysis accounting for family structure. Breast cancer research and treatment. 2017 Aug;165(1):193-200.
- Rianti E, Tirtawati GA, Novita H. Faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko kanker payudara wanita. J Health Quality. 2012.
- Coté ML, Liu M, Bonassi S, Neri M, Schwartz AG, Christiani DC, Spitz MR, Muscat JE, Rennert G, Aben KK, Andrew AS. Increased risk of lung cancer in individuals with a family history of the disease: a pooled analysis from the International Lung Cancer Consortium. European journal of cancer. 2012 Sep 1;48(13):1957-68.
- Family Cancer Syndromes [Internet]. Cancer.org. 2020 [cited 12 May 2022]. Available from: https://www.cancer.org/cancer/cancer-causes/genetics/family-cancer-syndromes.html