Pemanis Buatan berefek jadi Kanker

Efek Pemanis Buatan Terhadap Risiko Kanker

Pemanis buatan sangat sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Banyak minuman dam makan dalam kemasan yang menggunakan pemanis buatan sebagai penambah citarasa makanan. Beberapa pemanis buatan yang sering digunakan adalah saccharin, aspartame,cyclamate dan acesulfame K. Pengguaan pemanis buatan yang sangat banyak di seluruh dunia, menyebabkan banyak ilmuan dan pemerhati kesesatan mengkhawatirkan tentang efek karsinogenik yang mungkin dapat ditimbulkan dari banyaknya penggunaan pemanis buatan. [1]
Produk makanan dan minuman menggunakan pemanis buatan sebagai salah satu komposisi gula yang rendah kalori. Biasanya produk makanan yang menggunakan pemanis buatan adalah yang berlabel “rendah gula” atau “diet” dimana, untuk lebih jelasnya bisa kita lihat di balik kemasan pada daftar komposisi makanan. Pada minuman, penggunaan pemanis bautan dapat ditemukan pada minuman yang berlabel “rendah kalori”. [2]
Penggunaan pemanis buatan sangat banyak digunakan karena sifatnya yang rendah kalori, sehingga kita masih bisa merasakan nikmatnya makanan dan minuman yang kita konsumsi tanpa menambah kalori tubuh. [3] Meskipun demikian, dari hasil penelitan dengan mengkonsumsi pemanis buatan dapat menimbulkan masalah kesehatan, mekanisme pada tubuh yang diketahui adalah mengganggu kerja dari bakteri baik dalam usus. [4]
Pengaruh penggunaan pemanis buatan terhadap risiko kanker merupakan hal yang kompleks, belum diketahui hubungan langsung antara kanker dengan konsumsi pemanis buatan. Namun, beberapa penelitian menunjukkan efek konsumsi pemanis buatan dengan beberapa kanker seperti, kanker kelenjar getah bening, kanker otak, tumor pada saluran kencing serta kanker kantong empedu. [1]
Meskipun hubungan langsung dari kanker dan konsumsi pemanis buatan masih dalam penelitian lanjut, langkah paling tepat yang bisa kita lakukan adalah dengan mengurangi konsumsi pemanis buatan. Mulai dengan kritis mengetahui komposisi dari produk makanan dan minuman yang akan kita konsumsi.

REFERENSI :
1. Mishra, A., Ahmed, K., Froghi, S., & Dasgupta, P. (2015). Systematic review of the relationship between artificial sweetener consumption and cancer in humans: analysis of 599,741 participants. International journal of clinical practice, 69(12), 1418-1426.
2. Cronin, J., & Stone, A. (2014). NutritionAction.com report evaluates artificial sweeteners. Retrieved June 11, 2018 from Center for Science in the Public Interest: https://cspinet.org/new/201411121.html
3. Gardner, C., Wylie-Rosett, J., Gidding, S., Steffen, L., Johnson, R., Reader, D., & Lichtenstein, A. (2012). Nonnutritive sweeteners: Current use and health perspectives. Diabetes Care, 35(8), 1798-1808.
4. Suez, J., Korem, T., Zilberman-Schapira, G., Segal, E., & Elinav, E. (2015). Non-caloric artificial sweeteners and the microbiome: Findings and challenges. Gut Microbiome, 6(2), 149-55.