Kanker Pankreas dan Mesothelin Sebagai Biomarker Deteksinya

Kanker Pankreas dan Mesothelin Sebagai Biomarker Deteksinya

Penulis : Felisia

Jika menonton drama Thirty Nine, digambarkan seorang tokoh didiagnosis dengan kanker pankreas stadium 4. Sebenarnya, apa sih kanker pankreas itu?

Kanker pankreas merupakan jenis kanker yang diposisikan sebagai penyebab utama ketujuh kematian akibat kanker di seluruh dunia (1). Di Amerika Serikat, tingkat kelangsungan hidup pasien yang mengalami kanker pankreas diperkirakan sekitar 5 tahun dari 10% pasiennya. Prevalensi kanker pankreas diperkirakan lebih tinggi pada negara-negara berkembang (2). Kanker pankreas memiliki angka kematian yang cukup tinggi dan memiliki prognosis yang buruk jika dibandingkan dengan kanker pencernaan lainnya(3).

Pankreas merupakan kelenjar yang terletak di belakang lambung dengan ukuran panjang berkisar antara 12-15 cm dan tebal 2,5 cm. Pankreas berperan dalam kelancaran sistem pencernaan dan merupakan kelenjar campuran antara endokrin (kelenjar tanpa saluran yang menghasilkan hormon) dan eksokrin (kelenjar yang memiliki saluran untuk mengalirkan cairan enzim dan non-enzim). Pada kanker pankreas, kanker eksokrin lebih umum terjadi dengan persentase 95% (4). Penyebab kanker pankreas sangat beragam. Studi dari European Prospective Investigation into Cancer (EPIC) menunjukkan bahwa tiap penggunaan 5 batang rokok, risiko akan kanker pankreas akan ikut meningkat dan pada perokok pasif risiko ini dapat bertambah hingga 50%. Selain itu, pengonsumsian alkohol, obesitas, diet tinggi lemak, dan lingkungan bekerja yang mudah terpapar nickel juga meningkatkan risiko akan kanker pankreas. Secara gender, kanker pankreas lebih sering terjadi pada laki-laki. Kanker ini dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tetap masyarakat berusia lebih dari 50 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi. Puncak tertinggi dari kanker pankreas terletak pada usia 60 dan 80 tahun. Selain itu, unsur genetika seperti adanya riwayat penyakit diabetes dan riwayat keluarga dengan kanker pankreas turut menjadi faktor risiko juga (1). 

Adanya keterbatasan akan data mengenai kanker pankreas menyebabkan kanker ini sering terdeteksi pada fase metastasis atau stadium 4. Ditambah lagi dengan kondisi kanker pankreas yang biasanya tidak menimbulkan gejala sampai pasien berada di kanker stadium tinggi (4). Pemeriksaan untuk kanker pankreas biasanya menggunakan pemeriksaan penunjang, seperti Multidetector CT (MDCT), MRI (Magnetic Resonance Imaging), ultrasonografi endoskopi dengan biopsi aspirasi jarum halus, dan pengukuran level CA19-9 sebagai monitor pengobatan. Namun, pemeriksaan-pemeriksaan ini masih kurang efektif karena pemeriksaan seperti MDCT dan MRI memerlukan waktu lama, serta ultrasonografi endoskopi dengan biopsi jarum halus memiliki sifat invasif (3). 

Sebuah studi menunjukkan bahwa mesothelin dapat menjadi biomarker dalam pendeteksian dini kanker pankreas. Mesothelin merupakan glikoprotein yang ditemukan pada ekspresi dari sel mesothelial (sel yang menjadi lalu-lintas cairan dan partikel di rongga serus) normal. Jika seseorang mengalami kanker pankreas, pemeriksaan pada ekspresi mesothelin ini ditemukan meningkat dan bahkan berlebihan pada membran sel sehingga pendeteksian kadar mesothelin dapat menjadi biomarker untuk deteksi kanker pankreas (3,5). Pemeriksaan mesothelin dapat dijadikan sebagai pemeriksaan penunjang non-invasif, cepat, serta memiliki spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi. Pengekspresian dari level mesothelin juga menjanjikan dalam prospek diagnosis, terapi target, dan imunoterapi. Semakin tinggi kadar mesothelin yang ditemukan, maka semakin tinggi pula kemungkinan stadium kanker pankreas pada pasien. Hasil studi menunjukkan konsistensi dalam ekspresi mesothelin di seluruh sampel jaringan kanker pankreas (5). Dengan pendeteksian yang lebih efektif dan efisien dari pengukuran mesothelin ini, diharapkan kedepannya pasien kanker pankreas dapat mendapatkan terapi yang lebih cepat dan menghasilkan prognosis yang lebih baik.

Referensi

  1. Rawla P, Sunkara T, Gaduputi V. Epidemiology of pancreatic cancer: global trends, etiology and risk factors. World journal of oncology. 2019 Feb;10(1):10.
  2. Mizrahi JD, Surana R, Valle JW, Shroff RT. Pancreatic cancer. The Lancet. 2020 Jun 27;395(10242):2008-20.
  3. Hanriko R. Mesothelin Sebagai Biomarker Deteksi Dini Kanker Pankreas. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. 2019 Dec 30;8(2):143-50.
  4. Oktarina AB, Rasyad SB, Safyudin S. Karakteristik Penderita Kanker Pankreas di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2009-2013. Majalah Kedokteran Sriwijaya. 2015;47(1):22-30.
  5. Le K, Wang J, Zhang T, Guo Y, Chang H, Wang S, Zhu B. Overexpression of mesothelin in pancreatic ductal adenocarcinoma (PDAC). International Journal of Medical Sciences. 2020;17(4):422.