Kanker Kulit Akibat Sinar Matahari Berlebih

Siapa yang tidak senang keluar rumah ketika hari sedang cerah? Setiap orang akan lebih bersemangat melakukan aktivitas ketika matahari bersinar. Kita ketahui bahwasannya sinar matahari adalah pengaktif vitamin D, dimana fungsi vitamin D  yang sangat baik untuk perkembangan tulang dan sistem kekebalan tubuh.

Namun tahu kah Anda, berdasarkan beberbagai penelitian menyatakan bahwa penyebab utama terjadinya kanker kulit salah satunya adalah sinar matahari khususnya sinar UVB. Walaupun kasusnya sedikit dan jarang, namun semua mahluk hidup memiliki faktor risiko terkena kanker kulit (Dahl, 2012).

Sinar matahari pada jam-jam tertentu memiliki risiko tinggi sebagai penyebab kanker kulit. Berdasarkan hasil penelitian Pil dkk., bahwa sinar matahari dapat menyebabkan kanker kulit sebesar 30%. Selain itu, Menurut Gandhi dkk. (2015), dalam sebuah penelitian terbaru tentang penyebab genetik dari karsinoma sel skuamosa kulit, para peneliti menemukan bahwa UVB menyebabkan mutasi KNSTRN mengakibatkan 20% keratosis actinic, yakni suatu kondisi kulit premalignant yang sering berkembang menjadi kanker kulit. Mutasi terjadi pada gen KNSTRN, yang terlibat dalam membantu sel-sel membelah DNA mereka selama pembelahan sel. KNSTRN juga merupakan tempat untuk meregulasi energy matahari agar tidak merusak jaringan kulit (Jangkatau, 2014).

Setelah menghubungkan koneksi antara paparan sinar matahari dan kanker kulit, penelitian menyimpulkan bahwa mutasi genetik yang disebabkan oleh sinar ultraviolet cenderung menjadi alasan di balik jutaan kasus kanker kulit manusia.

Oleh karena itu, membatasi tubuh terhadap paparan radiasi sinar UVB dapat membantu mengurangi risiko kanker kulit atau melanoma.Berdasarkan Roger dkk., bahwa, risiko melanoma meningkat pada orang yang berusia di bawah 40 tahun, terutama perempuan. Melanoma dapat muncul pada seluruh area tubuh, namun yang paling sering terkena adalah area tubuh yang sering terkena paparan matahari, seperti punggung, kaki, lengan, dan wajah.

Melanoma juga bisa terjadi pada area tubuh yang tidak menerima banyak paparan sinar matahari, seperti telapak kaki, telapak tangan, dan kulit di bawah kuku. Pengobatan melanoma biasanya dengan menghilangkan bagian yang terkena melalui operasi. Bagi yang mengalami melanoma dengan area cukup besar, nodus limpa terdekat biasanya akan dilakukan tes apakah melanoma sudah tersebar atau belum. Banyak penyakit atau gangguan kesehatan yang sebenarnya bisa kita cegah, termasuk melanoma. Melanoma dikenal sebagai jenis kanker kulit yang paling ganas (Xiang, 2015).

Melanoma sering terjadi akibat sering terkena paparan radiasi sinar UV dari sinar matahari atau tanning. Munculnya melanoma merupakan akibat dari rusaknya sel-sel melanosit atau sel penghasil pigmen kulit. Meski semua orang memiliki risiko terkena melanoma, namun kita juga bisa melakukan tindakan untuk pencegahan.  Berdasarkan Pil dkk. (2016), adapun beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah sekaligus mengurangi risiko terkena kanker kulit yakni:

Hindari Paparan Sinar Matahari saat Sedang Terik (Tengah Hari)

Berdasarkan penelitian oleh Pil dkk., bahwa paparan radiasi sinar matahari paling kuat antara jam 10 pagi sampai jam 2 siang. Dengan mengatur jadwal kegiatan di luar ruangan di luar waktu tersebut dapat mencegah risiko kanker kulit. Anda harus selalu melindungi diri dari matahari seperti menggunakan paying pada siang hari.

Kenakan Tabir Surya

Meski tabir surya tidak menyaring semua radiasi UV yang berbahaya, terutama radiasi yang dapat menyebabkan melanoma, namun memainkan peran utama dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari secara keseluruhan. Bahkan, American Academy of Dermatology menganjurkan penggunaan tabir surya yang memiliki spektrum luas dan tahan air dengan SPF minimal 30. Oleskan tabir surya secara lembut dan ulangi kembali setiap dua jam atau lebih sering jika kita berenang atau berkeringat.

Kenakan Pakaian yang Melindungi Kulit

Tabir surya tidak memberikan perlindungan lengkap terhadap sinar UV. Jadi menutupi kulit dengan pakaian yang gelap dan  rapat yang menutupi lengan dan kaki serta topi bertepi lebar, dapat memberikan perlindungan lebih.

Kenakan Sunglasses

Cari dan gunakan kacamata pelindung cahaya matahari (sunglasses) yang bisa menghalangi kedua jenis radiasi, yakni radiasi UVA dan UVB. Seperti menggunakan kaca mata hitam yang dapat menghambat tembusnya sinar matahari langsung ke mata.

Hindari Melakukan Tanning

Lampu yang digunakan untuk tanning memancarkan sinar UV sehingga daat meningkatkan risiko kanker kulit.

Kenali Kondisi Kulit dan Perubahan yang Mungkin Terjadi

Lakukan pemeriksaan kulit secara teratur, kenali adanya kemungkinan pertumbuhan kulit baru, perubahan pada tahi lalat, munculnya bintik-bintik, atau benjolan baru. Dengan bantuan cermin, periksa wajah, leher, telinga, dan kulit kepala. Periksa juga bagian dada dan punggung, serta lipatan pada lengan dan tangan. Periksa kedua bagian depan dan belakang kaki, termasuk telapak dan ruang-ruang antara jari-jari kaki. Selain itu, lakukan juga pemeriksaan pada area genital dan lipatan pada bagian pantat. Pemeriksaan secara menyeluruh dan berkala terhadap kondisi kulit akan membuat kita dapat mendeteksi lebih dini apabila terjadi perubahan yang abnormal pada kulit.

Sesuai kata pepatah ya; “lebih baik mencegah dari pada mengobati”, jadi kanker kulit dapat dicegah karena sebagai besar disebabkan oleh sinar matahari khsusunya sinar UVB, maka kita dapat cegah dengan beberapa cara di atas ya, semoga bermanfaat ya

Referensi:

Dahl, Guldberg. 2007. The genome and epigenome of malignant melanoma. Apmis, 155, 1161-1176.

Gandhi, S.A., J. Kampp, 2015. Skin Cancer Epidemiology, Detection, and Management. Med Clin North Am, 99 1323-1325.

Jangkatau. 2014. Sinar Matahari Menyebabkan Kanker Kulit. Terseia pada http://www.jpnn.com/news/ini-penjelasan-sinar-matahari-menjadi-penyebab-kanker-kulit diakses pada tanggal 5 Maret 2017.

Pil et al. 2016. Burden of skin cancer in Belgium and cost-effectiveness of primary prevention by reducing ultraviolet exposure. Preventif Medecine. 1-18 hal.

Rogers, Weinstock, Feldman. 2012. Coldiron, Incidence Estimate of Nonmelanoma Skin Cancer (Keratinocyte Carcinomas) in the US Population, 2012, JAMA dermatology.

Xiang F., Lucas R., Hales S., Neale R. 2015. Incidence of nonmelanoma skin cancer in relation to ambient UV radiation in white populations, 1978-2012: empirical relationships, JAMA Dermatol, 150 1063-1071.